A. PROSES PERTUMBUHAN LEMBAGA SOSIAL.
Timbulnya institusi social dapat terjadi melalui 2 cara yaitu :
- Secara Tidak Terencana
- Secara Terencana
Secara tidak terencana maksudnya adalah
institusi itu lahir secara bertahap dalam kehidupan masyarakat, biasanya
hal ini terjadi ketika masyarakat dihadapkan pada masalah atau hal-hal
yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidup yang sangat penting.
Contohnya adalah dalam kehidupan ekonomi , dimasa lalu , untuk
memperoleh suatu barang orang menggunakan system barter , namun karena
dianggap sudah tidak efisien dan menyulitkan , maka dibuatlah uang
sebagai alat pembayaran yang diakui masyarakat, hingga muncul lembaga
ekonomi seperti bank dan sebagainya
Secara terencana maksudnya adalah institusi muncul melalui suatu proses perncanaan yang matang yang diatur oleh seseorang atau kelompok orang yang memiliki kekuasaan dan wewenang. Contohnya lembaga transmigrasi yang dibuat oleh pemerintah sebagai cara untuk mengatasi permasalahan kepadatan penduduk. Singkat kata bahwa proses terbentuknya lembaga social berawal dari individu yang saling membutuhkan . Saling membutuhkan ini berjalan dengan baik kemudian timbul aturan yang disebut norma kemasyarakatan. Norma kemasyarakatan dapat berjalan baik apabila terbentuk lembaga social.
Untuk dapat membedakan kekuatan tingkatan mengikat norma secara sosiologis dikenal empat macam norma :
- Cara (usage). Norma ini menunjukan suatu bentuk perbuatan dan mempunyai kekuatan sangat lemah. Cara (usage) lebih menonjol dalam hubungan antar individu dalam masyarakat. Suatu penyimpangan terhadap norma ini tidak akan mengakibatkan hukuman tetapi biasanya dapat celaan. Contoh cara makan yang berisik, minim sambil bersuara dll.
- Kebiasaan folkways) menunjukan pada perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama. Contoh orang yang mempunyai kebiasaan memberikan hormat kepada orang yang lebih tua usianya dll.
- Adat istiadat (custom) Tata kelakuan yang telah berlangsung lama dan terintegrasi secara kuat dengan pola perilaku masyrakat dapat meningkatkan kekuatan normatifnya menjadi adat istiadat.
B. CIRI UMUM LEMBAGA SOSIAL.
Meskipun pranata sosial merupakan sistem norma, tetapi pranata sosial yang ada di masyarakat memiliki ciri serta kekhasan tersendiri yang membedakannya dengan norma sosial. Adapun ciri-ciri atau karakteristik pranata sosial adalah meliputi hal-hal berikut ini.
1. Memiliki Lambang-Lambang/Simbol
Setiap pranata sosial pada umumnya memiliki lambang-lambang atau simbol-simbol yang ter-wujud dalam tulisan, gambar yang memiliki makna serta menggambarkan tujuan dan fungsi pranata yang bersangkutan. Contoh cincin pernikahan sebagai simbol dalam pranata keluarga, burung garuda merupakan simbol dari pranta politik negara Indonesia.
2.. Memiliki Tata Tertib dan Tradisi
Pranata sosial memiliki aturan-aturan yang menjadi tata tertib serta tradisi-tradisi baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang akan menjadi acuan serta pedoman bagi setiap anggota masyarakat yang ada di dalamnya. Contohnya dalam pranata keluarga seorang anak wajib bersikap hormat kepada orang tua, namun tidak ada aturan tertulis yang baku tentang deskripsi sikap tersebut. Sementara itu dalam pranata pendidikan ada aturan-aturan tertulis yang wajib dipatuhi semua warga sekolah yang tertuang dalam tata tertib sekolah.
3. Memiliki Satu atau Beberapa Tujuan
Pranata sosial mempunyai tujuan yang disepakati bersama oleh anggota masyarakat. Tujuan pranata sosial kadang tidak sejalan dengan fungsinya secara keseluruhan. Contoh: Pranata ekonomi, antara lain bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
4 Memiliki Nilai
Pranata sosial merupakan hasil pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku dari sekelompok orang atau anggota masyarakat, mengenai apa yang baik dan apa yang seharusnya dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian pranata sosial terdiri atas adat istiadat, tradisi atau kebiasaan serta unsur-unsur kebudayaan lain yang secara langsung maupun tidak langsung bergabung dalam suatu fungsi, sehingga pranata sosial tersebut mempunyai makna atau nilai di dalam masyarakat tersebut. Contoh tradisi dan kebiasaan dalam pranata keluarga adalah sikap menghormati atau sikap sopan santun terhadap orang yang lebih tua.
5. Memiliki Usia Lebih Lama (Tingkat Kekekalan Tertentu)
Pranata sosial pada umumnya memiliki umur lebih lama daripada umur manusia. Pranata sosial pada umumnya tidak mudah berganti atau berubah. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya pranata sosial yang diwariskan dari generasi ke generasi. Pranata sosial yang telah diterima akan melembaga pada setiap diri anggota masyarakat dalam jangka waktu relatif lama sehingga dapat di-tentukan memiliki tingkat kekekalan tertentu. Contohnya tradisi silaturahmi pada waktu hari raya lebaran, merupakan tradisi turun temurun dari dulu hingga sekarang.666 . 6. Memiliki Alat Kelengkapan
Pranata sosial dan memiliki sarana dan prasarana yang digunakan untuk mencapai tujuan. Misalnya mesin produksi pada sebuah pabrik merupakan sarana dalam pranata ekonomi untuk menghasilkan barang.
C. FUNGSI LEMBAGA SOSIAL.
Tinjauan norma-norma atau pendapat bagaimana semestinya orang bertindak
merupakan suatu pokok bahasan terpenting saat membicarakan lembaga
sosial. Hal itu karena dalam memenuhi kebutuhan masyarakat melalui
lembaga-lembaga sosial yang dibentuk oleh masyarakat itu sendiri ada
tuntutan bahwa prosedurnya harus sesuai dengan norma yang diakui
bersama.
Dengan memerhatikan jenis norma yang menjadi landasan lembaga sosial,
maka dapat dijelaskan pola perilaku, pendukung, dan peralatan yang
dipergunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehubungan
dengan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka lembaga
sosial secara umum mempunyai fungsi berikut ini.
1. Memberikan pedoman bagi anggota masyarakat, bagaimana mereka harus
bertingkah laku di masyarakat, terutama yang menyangkut pemenuhan
kebutuhan pokok manusia.
2. Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan. Lembaga sosial
bermaksud untuk menghimpun dan mempersatukan anggota-anggotanya agar
tercipta integrasi dalam masyarakat. Namun apabila dalam suatu lembaga
sosial sudah tidak ada lagi perilaku-perilaku warga masyarakat yang
sesuai dengan nilai-nilai yang ada, maka dapat dikatakan bahwa telah
terjadi disintegrasi.
3. Memberikan pedoman kepada masyarakat untuk mengadakan sistem
pengendalian sosial (kontrol sosial). Kontrol sosial dalam suatu lembaga
sosial dapat dilakukan melalui berikut ini:
a. Proses ajar atau pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya.
b. Sanksi-sanksi, baik yang berupa pemberian hukuman maupun pemberian penghargaan.
c. Suatu ritus kolektif, yaitu peringatan bersama suatu kejadian yang
dihayati bersama untuk mengenang tujuan yang ingin dicapai bersama dalam
rangka mengadakan introspeksi atau evalusi. Misalnya memperingati Hari
Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia setiap tanggal 17 Agustus.
d. Alokasi posisi-posisi dalam masyarakat yang erat hubungannya dengan
peranan-peranan yang harus dijalankan oleh pemegang posisi tertentu
itu.
Selanjutnya kita akan membahas mengenai fungsi lembaga sosial yang
tercermin dalam lima pranata utama dalam masyarakat, yaitu pranata
keluarga, pendidikan, agama, ekonomi, dan politik. Masing-masing pranata
sosial ini memiliki fungsi fungsi khusus yang sangat mendasar bagi
pelaksanaan kehidupan bermasyarakat. Keberadaan fungsi ini memang nyata
dan sangat dibutuhkan oleh anggota masyarakat secara menyeluruh.